Hasil Penelitian Mengapa Babi Haram di Makan

Berikut ini artikel tentang Hasil Penelitian Mengapa Babi Haram di Makan, selamat membaca ...

Hasil Penelitian Mengapa Babi Haram di Makan


dalam Al Qur'an hewan babi diharamkan untuk dimakan dalam Islam. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman "diharamkan bagimu [memakan] bangkai darah, daging babi, [daging hewan] yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya dan [diharamkan bagimu] yang disembelih untuk berhala" (Qur'an Surah Al Maidah:3)

 

fakta-fakta dilapangan tentang babi menjadi alasan empiris sekaligus ilmiah yang menguatkan penegasan Al Qur'an akan keharamannya. ilmu kedokteran pun telah membuktikan bahwa babi adalah inang dari banyak macam parasit dan penyakit berbahaya. salah satunya disebabkan sistem biokimia babi hanya mengeluarkan 2 % dari seluruh uric acid [asam urat, C5H4N4O3] dari dalam tubuhnya. bertolak belakang dengan sistem metabolisme dalam tubuh manusia yang mengeluarkan 98 % kandungan asam uratnya melalui air seni. asam urat adalah sampah dalam darah yang terbentuk akibat metabolisme tubuh yang tidak sempurna dan bersifat racun.

 

Dr. Murad Hoffman, seorang pengarah klinik laboratorium mikrobiologi di Boston, Medical Centes, Massachusetts yang juga seorang asisten profesor di Pathology and Laboratory Medicine, Boston University School of Medicine menyatakan bahwa terdapat lebih dari 25 penyakit yang bisa menyebar dari babi seperti anthrax, influensa, leptospirosis, rabies, dan salmonellosis. penelitian ilmiah di China & Swedia menyimpulkan bahwa daging babi merupakan penyebab utama kanker anus dan kanker usus besar. persentase penderita kedua penyakit ini di negara-negara yang penduduknya mayoritas memakan babi meningkat drastis, terutama di negara-negara Eropa, Amerika, China, dan India. sementara, di negara-negara Islam persentasenya sangat rendah, hanya 1/1000 orang. hasil penelitian ini dipublikasikan dalam Konferensi Tahunan Sedunia tentang Penyakit Alat Pencernaan di Sao Paolo, Brazil, 1986.

 

selain itu babi adalah binatang yang paling jorok, sangat suka berada ditempat yang kotor, suka memakan kotorannya sendiri, tidak tahan terhadap sinar matahari, pemalas, tidak gesit, dan paling rakus diantara hewan jinak lainnya. babi juga suka dengan sejenis dan tidak pencemburu. (Sumber : A.V. Nalbandov dan N.V. Nalbandov dalam Buku Adaptive Physiology on Mammals and Birds).

 

Lantas Mengapa Babi tidak Memiliki Leher ?

Islam mengajarkan tentang tata cara penyembelihan hewan yang halal dikonsumsi. yang diawali dengan menyebut nama Allah yang Maha Kuasa dan kemudian membuat irisan memotong urat nadi leher hewan dan membiarkan urat-urat dan organ lainnya utuh. cara ini akan mengakibatkan kematian hewan secara perlahan karena terputusnya sirkulasi darah dalam tubuh. bukan dengan cara mencederai organ vital hewan seperti menusuk bagian jantung, hati atau memukul bagian kepalanya. sebab dengan mencederai organ-organ vital tersebut, hewan akan mati seketika dan darahnya mengumpul dalam urat-uratnya yang pada akhirnya mencemari daging. daging hewan akan tercemar oleh asam urat sehingga menjadi racun.

 

pada titik inilah, para ahli makanan baru menyadari betapa sempurnanya tuntunan ajaran Islam. Tahukah Anda, bahwa babi tidak punya leher sehingga tidak bisa disembelih di bagian lehernya ? tentu tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Allah Subhanahu Wa Ta'ala mendesain fisik babi tidak berleher dan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam mengajarkan pada umatnya untuk menyembelih hewan di leher. Maha Benar Allah yang telah mengharamkan babi bagi umat Islam. dan Allah menunjukkan bukti-bukti ilmiah kebenarannya dengan caraNya sendiri.



Mudah-mudahan Hasil Penelitian Mengapa Babi Haram di Makan di atas mudah difahami serta bermanfaat bagi Anda :)
---
SUMBER artikel Hasil Penelitian Mengapa Babi Haram di Makan dari: facebook /notes/hadist-nabi-muhammad-saw/hasil-penelitian-mengapa-babi-haram-di-makan/326652340760832

Tidak ada komentar:

Posting Komentar