Kisah Hidup: "BATAS WAKTU"

Kisah Hidup: "BATAS WAKTU"
Inilah Kisah Hidup: "BATAS WAKTU" selengkapnya ...

image from Google Image
image from Google Image
"kami melihat ballgirl langganan kami sedang duduk di sudut tembok sambil menangis dan memegang kepala bayi mungil berlumuran darah…"


BATAS WAKTU

By. Astri
AsianBrain.com Content Team

Ini tentang aku dan temanku. Kejadian ini diawali ketika kebiasan bermain billyard merupakan sebuah solusi untuk membunuh kejenuhan dan mencari kesenangan tentunya. Malam itu tak seperti biasanya, tempat billyard begitu sepi hanya beberapa meja saja yang terisi. Aku dan temanku memakai meja paling sudut dekat tangga. Kami mencari Weni, ballgirl langganan kami yang ternyata tidak ada karena sakit. Akhirnya kami dapatkan pengganti Weni.


Satu jam..,dua jam…,tiga jam, tak terasa kami bermain sampai pukul 2 dini hari. “Saatnya balik bro” kata temanku yang merupakan warga keturunan tionghoa “oke” kataku. Saat kami bersiap hendak pergi tiba2 kami mendengar tangisan dari sudut dekat meja tempat kami main tadi. Dengan rasa penasaran kami kembali dan Ya Allah…!! Kaget bercampur bingung.

kami melihat ballgirl langganan kami sedang duduk di sudut tembok sambil menangis dan memegang kepala bayi mungil berlumuran darah… aku bingung hendak berbuat apa sementara temanku langsung berteriak-teriak minta tolong…. “bangsat.!!. kenapa mereka pada diam semua…” kata temanku geram bercampur ketakutan...
“Pikirku kami hanya minum per satu gelas sisanya air mineral apa kami mabuk…? “

Wen…. Ka..ka.. mu kena..napa..?” aku beranikan diri bertanya… sementara kawanku berlari kesana kemari minta bantuan… “aku dijemput mas…” jawab weni lirih… lalu menangis kembali sambil menggengam erat kepala bayi tadi aku merasa ngeri mundur jatuh terduduk…”Ya Allah ada apa ini...” dalam hati…”bangsaaat…!! kenapa ini di luar juga gak ada orang… disini juga malah pada belaga gak denger semua.!!” teriak temanku sambil menghapiri, aku tersentak kaget.. berusaha bangun lalu aku datangi kasir yang nampak sibuk seolah tak terjadi apa-apa…“mbak…denger gak.. tolong knapa…disana ada orang sekarat..” kataku, tapi tak ada respon sama sekali…


”Plak..!!” temanku menampar kasir itu…“ liat… percuma lu teriak…tadi orang dimeja depan sana gua tonjok…kagak respon juga...” akhirnya aku kembali ke tempat weni terduduk aku semakin bingung…ada apa ini…., “minggir dek…!!” tiba-tiba seseorang berbadan besar mendorongku keras hingga terjatuh, sontak kawanku bersiap hendak memukul tapi.. “brak.!!” Entah bagaimana dia terlempar menghantam meja billyard. Mereka bertiga, salah seorang menjambak weni yang sedang terduduk menangis seraya menarik dengan paksa menuju tangga turun dari ruangan, kontan weni menjerit lirih aku hendak menolongnya, tapi tiba2 badanku sudah terangkat dan sesak rasanya, leherku ditarik ke atas dari belakang begitu pula temanku lalu kami dihadapkan satu sama lain, .....


“ ini temen kamu..?? satu iman pun tidak…. Kamu mau nolong perempuan itu..!?.. nolong diri sendiri aja gak bisa..!! ingat-ingat kejadian ini. kita tidak hidup selamanya! Tuhan cuma satu.... nanti juga kamu berdua dapat bagian.. mau bagaimana caranya… tinggal pilihan kamu” kata orang yang mengangkatku… lalu “brak.!.” kepala kami beradu.... semuanya mulai gelap…….


Lalu…“mas…bangun mas… syukur masih sadar…” sekali lagi aku bingung.. ada apa ini..? aku berada di tengah kerumunan orang dan masih di halaman parkir billyard tanganku sakit sekali.. aku berusaha bangun dibantu beberapa orang disitu… kulihat ashen duduk dekat tangga sedang di beri minum, kepalanya berlumuran darah. Akupun dipapah untuk duduk dekat Ashen…. “Wen sini lu.. siapa tadi…??” tiba-tiba ashen berteriak hendak bangun tapi terduduk kembali, dia melihat weni dan aku juga melihatnya, weni hanya tersenyum hambar lalu menghilang diantara kerumunan massa… ”mas.. mas… istighfar mas… weni dah meninggal minggu kemarin” kata salah seorang pegawai disitu.


Satu minggu telah berlalu, kejadian sesungguhnya, motor ashen yang kami tumpangi terserempet angkot dan masuk ke dalam selokan besar yang tepat berada di depan tempat parkir billyard. Hal lain yang kami alami sampai saat ini aku pikir adalah nyata. Karena bekas jari yang menempel di leher aku dan ashen baru hilang setelah satu minggu.


Ashen pun beranggapan sama, apa yang dia alami sama persis dengan apa yang aku alami. Mengenai weni ternyata benar dia telah meninggal dua minggu lalu akibat aborsi. Saat ini ashen tinggal di garut dan dia dihapus dari daftar keluarganya karena menjadi muslim yang taat 5 hari setelah kejadian itu.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tentang Penulis: AsianBrain.com Content Team. Asian Brain adalah pusat pendidikan Internet Marketing PERTAMA & TERBAIK di Indonesia. Didirikan oleh Anne Ahira yang kini menjadi ICON Internet Marketing Indonesia. Kunjungi situsnya: www.AsianBrain.com
---------------------------------------------------------------------------------------------------------

---
SUMBER: facebook/notes/al-quran-dan-hadits-adalah-pedoman-hidupku/kisah-hidup-batas-waktu/134372273241336

Tidak ada komentar:

Posting Komentar